Banner 468 x 60px

 

Kamis, 16 Mei 2013

Tips Sederhana Mencari Artikel Jurnal (Memanfaatkan "Advanced Search" Google)

1 komentar
        andalusiathink. Guna peningkatan mutu pendidikan, sepertinya bukan hanya pemerintah yang "kerja keras", mahasiswa pun yang sering turun ke jalan ber'aksi' ria turut menerima getahnya.


Kerja keras mahasiswa kini bukan hanya menerbitkan Sang Skripsi/tesis di Universitas atau PT-nya, tapi juga dalam aturan terupdate, mahasiswa harus dapat menerbitkan skripsi atau tesisnya dalam bentuk artikel jurnal (apalagi disertasi, artikelnya harus ada di jurnal internasional).

Eits, bukan hanya itu, mahasiswa juga diminta mencantumkan artikel-artikel jurnal dalam karya ilmiah akhir tersebut.

        Mau bagaimana lagi, kemajuan memang harus ditanggung bersama. Asal pemerintah betul-betul kerja keras (bukan malah kerja keras meningkatkan mutu pengkorupsian) :-D


       
        Oke, kita beralih ke tips postingan ini. Saya mencoba memberikan tips sederhana pada saat meminta Om Gogel (baca: Unkle Google) guna mencarikan artikel jurnal. kita akan memanfaatkan fitur ADVANCED SEARCH atau "PENULUSURAN LANJUTAN" yang tersedia pada Om Gogel. Berikut langkah-langkah sederhanannya :

1. ketikkan kata kunci pada kolom pencarian google (ya, seperti yang biasa anda lakukan)
                Notes: disini saya ingin mencari artikel jurnal tentang model pembelajaran 
                            TPS (Think Pair  Share)
                           ketikkan "Think pair share" dengan tanda kutip (tanda kutip guna mempersempit
                          pencarian pada kata bersambungan dalam tanda kutip) kemudian tambahkan kata
                          kunci bantuan lainnya (disini ditambahkan "Chemical education journal" 
                          tanpa tanda kutip sebagai kata kunci bantuan menelusuri artikel jurnal kimia pendidikan)

2. Manfaatkan ADVANCED SEARCHING atau PENULUSURAN LANJUTAN. 
     Klik Advanced search  (Advanced search pada google dapatditemukan dibagian bawah 
     daftar pencarian) :

3. Nah, langkah ketiga ini yang penting. ganti FILETYPE pencarian menjadi PDF. pada daftar penulusuran
    baru (scroll ke bawah untuk mencari pilihan filetype) :


3. Langkah akhir klik ADVANCED SEARCH yang berwarna biru di bagian bawah. Maka, 
     pencarian kita pun akan diperkecil hanya file-file berbentuk [PDF]. Ini sangat menguntungkan,
    karena kita tinggal mendownload-nya. dengan bantuan kata kunci JOURNAL yang tadi di
    ikut sertakan dalam kata kunci, file PDF pun akan dipersempit ke dalam file-file jurnal. 


   oke. sekian tips kali ini. Jika ada pertanyaan atau cara alternatif lainnya, silahkan dicantumkan 
    dikomentar postingan. Salam Andalusia!!!   :-D :-D :-D
  



Read more...

Jumat, 03 Mei 2013

Cara Mengetahui Tahun Keberangkatan Haji

0 komentar

Sumber Gambar: sulsel.kemenag.go.id
Perkiraan keberangkatan calon jemaah haji sangat diperlukan guna persiapaan calon jemaah haji menuju keberangkatannya. Jika tahun keberangkatan telah diketahui, maka persiapan menjelang keberangkatan akan dilakukan dengan baik dan terencana.

Sayangnya, banyak dari para jemaah haji tidak mengetahui kapan tepatnya keberangkatannya. Melalui situs resmi Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementrian Agama RI yang beralamat di http://haji.kemenag.go.id/  kita dapat mengetahui kapan perkiraan (estimasi) keberangkatan haji melalui "Nomor Porsi" dan "Tanggal Lahir" calon jemaah haji.

Berikut Cara Mengetahui Tahun Keberangkatan Haji.

2. kemudian, disebelah kanan anda akan ada gambar seperti ini :

3. anda tinggal memasukkan "NOMOR PORSI" dan "TANGGAL LAHIR" calon jemaah haji di dua kolom   ini (nomor porsi diperoleh calon jemaah haji dari Bank tempat penyetoran biaya haji)

4. langkah terakhir adalah klik "Submit". 

(jika saat "submit" tidak diperoleh apapun berupa data Tahun keberangkatan Haji, berarti aplikasi data base ini masih dalam kondisi perbaikan. Tahun 2012 yang lalu Kemenag menyediakan Hotline 021-500425 yang dapat dihubungi saat aplikasi data basenya bermasalah).


Silahkan bagi anda yang ingin mencobanya. Mari kita sharing jika terdapat cara lain yang lebih baik...


Read more...

Wisata Menyelam Donggala yang Digemari Turis Eropa

0 komentar

travel.kompas.comWisata menyelam di kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, sangat terkenal di kalangan para pecinta olahraga selam di Eropa. Sehingga kunjungan mereka tinggi dan waktu tinggalnya lama.

Seorang warga Jerman, Inge Eberl, 50 tahun, mengatakan, sudah dua kali datang dan menginap di Donggala.

Ia datang untuk merayakan hari ulang tahunnya ke-50 sekaligus menikmati keindahan bawah laut Donggala yang terkenal indah coral dan ikan-ikannya. 

Inge menjamu semua tamu dengan makan malam di Prince John Dive resort, sebuah resort yang dimiliki oleh pasangan Indonesia-Jerman. Inge dan pacarnya datang ke Donggala untuk menyelam selama dua minggu.

Hal senada dikemukakan oleh turis asal Jerman, Erika Oltmans, 62 tahun. Menurutnya, Donggala sangat terkenal sebagai destinasi menyelam di kalangan para penyelam Eropa. 

"Saya wisata ke Indonesia selama 23 hari. Sebelum menyelam ke Donggala, saya telah menyelam ke Bunaken dan Lembeh Bitung, Sulawesi Utara," katanya.

Erika, seorang pensiunan pekerja farmasi di Jerman, mengatakan, ia sudah sering datang ke Indonesia untuk menyelam. Sebelum ini, ia pernah menyelam di Raja Ampat, Lombok, dan Bali.

Mengenai lokasi menyelam di Donggala, ia mengatakan, lokasi menyelam cukup bagus. Terumbu karangnya masih terjaga dengan baik, ikan-ikan juga banyak dan cantik-cantik. Ia mengaku melihat dan bertemu dengan ikan hiu, penyu. 

"Lokasi menyelam di Donggala banyak sekali ditemukan ikan nemo dan Nudibranch," katanya sambil menunjukan beberapa foto hasil jepretannya di bawah laut.

Baik Inge dan Erika, mengaku tahu informasi di Donggala merupakan tempat menyelam yang bagus dari pembicaraan para pehobi menyelam Eropa. Selain itu, mereka juga melihat foto-foto dari blogger dan facebook.

Ada sebuah resor di Donggala yang juga terkenal di kalangan para penyelam Eropa yakni Prince John Dive Resort (PJDR). Manager PDJR Alexander Franz mengatakan, resor ini memang satu-satunya resor yang menawarkan jasa penyelaman di Donggala. 

"Sekitar 85 persen, tamu kami berasal dari Eropa. Tujuan utama mereka datang dan menginap memang untuk menyelam. Sisanya sekitar 15 persen merupakan tamu WNI, dan tujuan utamanya adalah untuk menyelam," katanya.

"Kami jarang melakukan promosi. Vila kami juga terbatas hanya 15 unit. Untuk menambah vila maka harus juga menambah dive master karena tujuan utama tamunya untuk menyelam. Para penyelam Eropa tahu resort dan lokasi menyelam di Donggala darui mulut ke mulut dan juga informasi dari facebook dan blogger," kata Alexander.

Di Donggala, ada 22 titik penyelaman dan dua bangkai kapal di bawah laut yang biasanya disukai para penyelam. Di sana sering tinggal beberapa ikan hiu yang ramah terhadap para penyelam.


Read more...

Kamis, 02 Mei 2013

Wonderful of Central Sulawesi

0 komentar
indonesia.travelProvinsi ini memiliki banyak hal untuk di tawarkan. Wilayah ini memiliki potensi wisata yang beragam, baik wisata alam, wisata bahari, agrowisata, maupun wisata budaya.
Anda dapat menikmati pemandangan alam dengan setting pegunungan, hutan wisata, taman nasional, batuan megalitik, tempat-tempat yang memiliki latar belakang sejarah, serta keanekaragaman tradisi, seni, dan budaya lokal yang unik dan menarik.
Anda juga bisa menemukan batu granit purba, tradisi kehidupan penduduk yang tidak berubah, pegunungan yang berlumut, laut biru yang tenang, serta sungai panjang yang bisa digunakan untuk arum jeram.
Jangan lewatkan snorkeling dan menyelam di antara terumbu karang. Anda akan menemukan pulau-pulau indah tak berpenghuni dikelilingi oleh pantai pasir putih dan suara alam menggetarkan di cagar alam nasional.
Sulawesi memiliki flora dan fauna tersendiri, seperti pohon ebony yang mahal, pohon jati, rotan, pohon bayan serta bunga anggrek hitam yang tersohor. Ada juga fauna khas pulau ini yaitu anoa yang mirip kerbau, babirusa yang berbulu sedikit dan memiliki taring pada mulutnya, tersier, monyet tonkena Sulawesi, kuskus marsupial Sulawesi yang berwarna-warni yang merupakan varitas binatang berkantung, serta burung maleo yang bertelur pada pasir yang panas.
Inilah tempat untuk Anda berpetualang, trekking, arung jeram, dan mengamati burung. Hutan Sulawesi juga memiliki ciri tersendiri, didominasi oleh kayu agatis yang berbeda dengan Sunda Besar yang didominasi oleh pinang-pinangan (spesies rhododenron). Variasi flora dan fauna merupakan obyek penelitian dan pengkajian ilmiah dan dapat Anda kunjungi di suaka alam seperti Taman Nasional Lore Lindu, Cagar Alam Morowali, Cagar Alam Tanjung Api, dan terakhir adalah Suaka Margasatwa di Bangkiriang.
Garis khatulistiwa yang melintasi semenanjung bagian utara di Sulawesi Tengah membuat iklim daerah ini tropis. Akan tetapi, berbeda dengan Jawa dan Bali serta sebagian pulau Sumatera, musim hujan di Sulawesi Tengah antara bulan April dan September sedangkan musim kemarau antara Oktober hingga Maret. Rata-rata curah hujan berkisar antara 800 sampai 3.000 milimeter per tahun yang termasuk curah hujan terendah di Indonesia.

Sejarah

Sulawesi Tengah kaya budaya dan sejarah. Awal abad ke-13, banyak kerjaan kecil di tempat ini, di antaranya Banawa, Tawaeli, Sigi, Bangga dan Banggai. Abad ke-16, kerajaan bercorak Islam mendominasi kerajaan-kerajaan ini, seperti Bone dan Wajo yang kemudian menyebarkan pengaruhnya ke kerajaan lain.

Belanda datang abad ke-17 dan mencoba mengambil alih tempat ini. Pada abad ke-18 Belanda mengkontrol Sulawesi Tenggara hingga tiba kedatangan Jepang. Setelah Perang Dunia II, Belanda mencoba menciptakan negara boneka tetapi penduduk setempat melakukan perlawanan, hingga akhirnya tempat ini menjadi bagian Republik Indonesia tahun 1950 dan menjadi provinsi terpisah tahun 1964.

Transportasi

Ada banyak penerbangan domestik yang terbang langsung dari Jakarta, Bali, Surabaya, Makasar, dan Balikpapan. Sulawesi Tengah dapat dicapai dengan mengunakan bus dari Toraja, Sulawesi Selatan selama 14 jam dan 18 jam meggunakan bus dari Bunaken Sulawesi Utara.

Masyarakat dan Budaya

Sulawesi Tengah dengan ibu kota Palu terdiri dari beberapa suku yang masih mempertahankan tradisi dan adat mereka.

Seperti daerah lain di Indonesia, peduduk pertama di Sulawesi Tengah bercampur dengan ras wedoid dan negroid. Orang Melayu kemudian datang dan mulai mendominasi tempat ini. Peninggalan zaman perunggu dan megalitikum dapat ditemukan di sini. Saat ini ras yang mendominasi adalah Palu Toraja, Koro Toraja dan Poso Toraja.

Kuliner

Cobalah sugili, nama lokal untuk belut. Anda dapat membelinya di pasar dan memasaknya sesuai dengan keinginan. Namun, akan lebih mudah jika Anda pergi ke restoran dan warung makan setempat, kemudian memesan hidangan belut. Pisang molen, kue yang diisi dengan pisang kemudian digoreng atau dipanggang, rasanya enak untuk Anda cicipi.

Kaledo atau daging sapi dan sup tulang sumsum juga patut  Anda coba. Ingatlah bahwa makanan tersebut menggunakan cabe dan asam sehingga rasanya agak pedas dan asam. Sangat enak dimakan dengan burasa yang terbuat dari beras dan santan kemudian dikukus dalam daun pisang.

Kantor Pariwisata

Jl. Dewi Sartika No.9 Palu 94114
Telp. (62-451) 483942
Fax. (62-451) 483941
website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata : http://disbudpar.sulteng.go.id/

Read more...

Weave Sarung Donggala

0 komentar

travel.detik.comSelama ratusan tahun, masyarakat Kabupaten Donggala di Sulawesi Tengah menyulap pintalan sutra menjadi kain tenun. Hingga saat ini tak sedikit pun corak, warna, hingga cara pembuatannya yang melenceng dari tradisi.

Sutra punya kelas lebih eksklusif dari jenis kain lainnya. Kain ini pula yang menghubungkan banyak bangsa dalam Jalur Sutra ratusan tahun silam. Tak heran kain ini digunakan oleh para aristokrat, atau bangsawan yang punya nilai tinggi terhadap pakaian.

Tapi, Anda tidak akan menemukan stratifikasi sejenis itu di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.

Jika Batik seringkali jadi pengganti seragam kantor tiap hari Jumat, para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Donggala mengenakan kain sutra dengan motif dan warna yang khas. Inilah Buya Sabe, atau kain tenun Donggala.

Bertolaklah ke Desa Towale, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala. Pemandangan sehari-hari di sini hampir tak biasa: para perempuan yang duduk seharian di depan alat tenun tradisional. 

Pintalan benang sutra dalam berbagai warna sudah terpasang di tempat seharusnya. Ada kuning, oranye, hitam, dan ungu. Ketika pintalan pertama berhasil teranyam, rutinitas sudah jadi harga mati. Mereka harus melanjutkan pekerjaan menenun seharian, hingga jadi rutinitas berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan setelahnya.

Bagi para wanita Donggala, menenun sutra seakan jadi bawaan dari lahir. Kain cantik ini begitu akrab dalam kehidupan sehari-hari.

Dari situs Teluk Palu yang dikunjungi detikTravel, Selasa (29/5/2012), kegiatan menenun Buya Sabe sudah ada lebih dari 200 tahun yang lalu. Dulu kain ini hanya boleh digunakan dalam upacara-upacara tertentu seperti perkawinan, sunatan, dan beberapa upacara adat yang sakral. Kain ini juga digunakan saat menjamu tamu dan melayat kerabat yang meninggal dunia.

Sekarang, Anda bisa melihat para PNS di Kabupaten Donggala mengenakan Buya Sabe tiap Jumat. Anda bisa mengenali kain ini dengan mudah, yaitu lewat bahan, corak dan warnanya. Bahan kain ini sudah tentu sutra. Coraknya mayoritas bunga, seperti mawar, anyelir, subi, dan kumbaja (kamboja). Orang tua cenderung mengenakan Buya Sabe berwarna tua, begitu pun sebaliknya.

Di sini tak ada klasifikasi dari segi ekonomi atau pun jabatan terhadap pemakai sutra. Buktinya Buya Sabe tak hanya digunakan oleh bangsawan, tapi juga masyarakat lokal yang berusaha melestarikan kekayaan budaya.

Desa Towale terletak 34 kilometer dari Kota Palu, dan bisa dicapai dalam waktu 4 jam menggunakan kendaraan bermotor. Anda bisa melihat sendiri keseharian para wanita Donggala menenun sutra, serta langsung membelinya untuk cinderamata.

Satu buah kain tenun Donggala harganya sekitar Rp 600 ribu untuk panjang empat meter. Mahal? Tampaknya tidak, mengingat kain itu dibuat berbulan-bulan penuh kegigihan. 

Read more...

Typical food of Central Sulawesi: Kaledo

0 komentar



food.detik.comKuah hangat yang asam pedas menggigit jadi ciri khas makanan khas Palu ini. Bahan utamanya yang menggunakan tulang sapi membuat rasa kuahnya gurih. 

Kalau sedang bertandang ke kota Palu belum lengkap rasanya kalau belum mencicipi makanan yang satu ini. Kaledo namanya, menjadi ikon kuliner kota Palu yang sudah tersohor. Bahkan kota Palu dijuluki sebagai Kota Kaledo. Kata Kaledo berasal dari dua kata yang memiliki arti Ka dan Ledo (bahasa penduduk asli kota Palu yaitu bahasa Kaili) yang artinya : Ka adalah Keras dan Ledo artinya Tidak (Tidak Keras).

Bahan utama yang digunakan untuk membuat kaledo adalah tulang kaki sapi serta iga yang masih memiliki daging. Meskipun tulang dan iga keras, namun daging yang menempel sangat empuk dan juicy. Makanya disebut dengan sup kaledo. Warna kuah kaledo adalah cokelat bening, bumbu yang dipakai cukup sederhana. Cabai rawit, garam, jeruk nipis, juga buah asam mentah.

Tak heran saat dicicipi, rasanya asam-asam pedas meskipun warna kuahnya tidak segarang seperti kuah asam padeh. Asam pedas ini justru menjadi rasa yang khas dari sup kaledo. Untuk bisa menikmati sumsum yang ada di tulang sapi, biasanya disediakan sedotan plastik. Sumsum tinggal dihirup kuat-kuat sehingga langsung ke mulut tanpa belepotan memegangi tulangnya.

Hampir di semua rumah makan yang ada di kota Palu menyediakan hidangan ini. Sup kaledo sangat segar rasanya, bisa jadi menu berbuka ataupun untuk santap sahur Anda. Tapi hati-hati dengan rasa pedasnya yang menggigit ya!

Apabila Anda berkesempatan bertandang ke kota Palu, Sulawesi Tengah, pastikan sup kaledo masuk dalam daftar wisata kuliner Anda.

Read more...

The 3rd Curved Steel Bridges in the World, Central Sulawesi

0 komentar

travel.detik.comMemasuki kota Palu, kita akan menemukan sebuah icon baru yang menjadi landmark kota ini. Jembatan Palu 4 atau Jembatan Ponulele, begitulah masyarakat mengenal jembatan yang berwarna kuning ini. Ponulele sendiri diambil dari nama gubernur Aminuddin Ponulele, yang saat itu masih menjabat sebagai pemimpin daerah Sulawesi Tengah. 


Jembatan ini mempunyai nilai tersendiri bagi masyarakat indonesia khususnya sulawesi tengah karena saat diresmikan oleh presiden pada tahun 2006 yang lalu, jembatan ini merupakan jembatan lengkung pertama yang ada di indonesia dan merupakan jembatan lengkung ketiga yang ada di dunia setelah jembatan lengkung yang ada di Jepang dan Prancis. Jembatan sepanjang 300 meter ini berada di atas teluk talise dan menghubungkan wilayan Palu barat dan Palu Utara. 


Jembatan ini juga dapat menjadi jalur yang dapat dilalui dari kota Palu menuju Donggala. karena jalur ini merupakan jaul lingkar luar (Outer Ring Road) Kota Palu Disekitar jembatan ini terdapat dua kawasan pusat keramaian yaitu Taman Ria di sebelah utara dan Talise di bagian selatan. jembatan ini sering dijadikan tempat favorite warga Palu dan warga daerah lain untuk menghabiskan waktu di sore hari sambil menikmati sinar matahari yang perlahan-lahan ditelan bumi.


Jembatan ini memiliki konstruksi melengkung yang terdiri dari dua lengkungan berjarak sekitar 125 m dan lebar jalan sekitar 10 m. Jembatan ini memiliki makna tersendiri bagi masyarakat palu, karena posisi jembatan ini merepresentasikan keadaan kota Palu yang merupakan kota dengan topografi unik dimana pegunungan, lembah, dan laut membentuk kota ini. Ketika berada di jembatan ini, saat kita menghadap ke utara akan disuguhi areal pegunungan yang menjulang, sedangkan ketika menghadap ke arah barat teluk Palu terhampar luas, dan ketika kita melihat ke arah selatan daerah lembah yang banyak dijadikan tempat bermukimnya warga. 


Pada awalnya, jembatan ini dilengkapi dengan lampu hias sehingga ketika malam tiba, lampu-lampu di sepanjang jembatan akan memancarkan sinarnya ke arah badan jembatan sehingga efek cahaya yang ditimbulkan akan mempercantik jembatan ini pada malam hari. Namun, sayang banyak sekali oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab yang tidak atau dengan sengaja merusak prasarana umum tersebut padahal biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan dan pemeliharaan jembatan ini tidaklah sedikit. Sudah seharusnya warga suatu kota menjaga dengan baik fasilitas umum apalagi jika fasilitas tersebut merupakan icon yang menjadi kebanggaan daerahnya.
Read more...